Jumat, 22 Januari 2010

Ibnu Sina

Abu Ali Al-Hussain Ibnu Abdullah Ibnu Sina atau yang dikenal dengan nama Ibnu Sina (di Barat dikenal dengan nama Avicenna) lahir di Afshana, Uzbekistan pada tahun 981 M. pada usia 10 tahun, Ibnu Sina sudah menguasai Al Qur’an dan ilmu-ilmu dasar lainnya. Di usia 17 tahun, Ibnu Sina  berhasil menyembuhkan Nooh Ibnu Mansoor, seorang raja di Bukhara. Ibnu Sina pun diperbolehkan membaca buku-buku yang ada di perpustakan istana.

Setelah kematian ayahnya, Sina mengembara dan pindah ke Hamadan dimana Sina menyembuhkan raja Hamadan, Shams Al-Daulah dari penyakit perut kronis. Di Hamadan, Sina menuliskan bukunya yang terkenal, Al-Qanun fi Al-Tibb. Tak lama kemudian Ibnu Sina pindah ke Isfanan (sekarang Iran).

Buku Qanun fi Al-Tibb karangan Ibnu SIna menjadi buku kedokteran yang paling otentik di dunia. Buku itu berisi tentang jutaan istilah dalam kedokteran, memuat risalah pengobatan kuno dari tabib muslim, memuat nama obat-obatan (lebih dari 700 macam) dan penyakit-penyakit dari kepala hingga kaki. Karena itu Ibnu Sina menjadi orang pertama yang mengetahui asal muasal penyakit menukar seperti TBC. Sina juga menjadi orang pertama yang menjabarkan penyakit meningitis (radang otak) dan menjadi ilmuwan pertama yang mampu menjabarkan anatomi mata beserta system optiknya.

Ibnu Sina yang mengembara ke berbagai Negara kemudian mengalami penyakit semacam kelelahan mental yang hebat dimana pada saat itu terjadi berbagai kerusuhan politik yang mengganggu kesehatannya. Setelah Ibnu Sina kembali ke Hamadan, Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M.

Pada abad 12, buku Al-Qanun fi Al-Tibb diterjemahkan menjadi The Canons of Medicine oleh Gerard Cremona. Buku ini menjadi buku paduan utama di sekolah-sekolah kedokteran di Eropa. Tahun 1930, Gerard Cremona menerjemahkan buku Ibnu Sina secara berjilid yang kemudian diberi judul A Treatise on the Canons of Medicine of Avicenna.

2 komentar: