Kamis, 10 Juni 2010

Road to the Empire

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Sinta Yudisia
dulu waktu ada yang bilang kalo buku Sinta Yudisia yang judulnya Road to the Empire itu bagus, Diez ga begitu peduli. Soalnya Diez pernah baca buku Sinta n isinya menurut Diez biasa aja. tentang cinta n problematikanya gitu aja. pas ngeliat di MP ada banyak orang yang ngrecommended buku ini Diez mulai mikir, bener ga sih nibuku bagus. Sampe akhirnya Diez dikasih kado buku ini sama UL n Q, gomawo chinguya…..

ternyata buku ini emang bagus banget. Kisah tentang sejarah, perjuangan, persahabatan, persaudaraan, dan kasih saying yang luar biasa.
Mongolia dipimpin oleh raja yang bijak dan berkharisma, Tuqluq Timur Khan, dengan permaisuri Ilkhata dan ketiga putranya, pangeran Takudar, pangeran Arghun dan pangeran Buzun, raja hidup senang dengan rakyat yang mencintainya. Kesenangannya terganggu saat perburuannya dirusak oleh sekelompok musafir Muslim. Berniat membunuh semua musafir, Raja Tuqluq malah tertarik dengan Islam dan berniat masuk Islam. Ia menjanjikan hal tersebut kepada Syaikh Jamaludin. perjanjian itu disaksikan anak tunggal syaikh, Rasyiduddin, dan anak pertama raja, Takudar.
Namun, tangan kanan raja, Albuqa Khan, yang haus darah ketakutan jika rajanya masuk Islam. Dengan beberapa bantuan pejabat istana lain, ia melakukan kudeta dan membunuh raja serta permaisurinya. Atas pesan permaisuri sebelum mati, Takudar yang melihat itu semua menghindar dan lari ke barat beserta dayang Almamuchi, dayang kepercayaan ratu Ilkhata.
Rasyiduddin yang berganti nama menjadi Salim menyembunyikan Takudar di pesantrennya. Takudar yang telah menjadi Takudar Muhammad Khan setelah bersyahadat memakai nama Baruji untuk menghindari pencarian akan dirinya. Almamuchi, sang dayang pun berganti nama menjadi Uchatadara.
Tahta Mongolia diberikan pada Argun. Albuqa yang selama ini member pengaruh buruk pada Arghun mengingatkan kejayaan moyang mereka, Jenghiz Khan. Atas ‘bisikan’ Albuqa, Arghun menjadi obsesif akan penyebaran wilayah Mongolia dan bahkan menyiapkan rakyat untuk berperang.
Para Muslim yang tinggal didaerah barat Mongol pun tak tinggal diam, mereka menyusun rencana untuk menghentikan invansi dari ambisi pribadi Arghun Khan. Jalan peperangan pun tak terhindari. Bagaimana dengan Baruji? Dalam dirinya mengalir darah yang sama dengan Arghun. Mampukah Ia menyerang adiknya sendiri. Lalu bagaimana dengan nasib pangeran ketiga, pada siapa ia member pembelaan.
Dibalik cobaan itu, Takudar Muhammad Khan hanya bisa berserah pada Allah, dengan dukungan dari sahabatnya Salim, kesetiaan yang ditunjukkan Uchatadara, serta bantuan dari saudara-saudari sesama Muslim, Takudar mencoba mencari jalan terbaik bagi kedua pihak. Walau akhirnya, pertarungan satu lawan satu antara Ia dan adiknya tak mungkin bisa terelakkan.

Bener deh, buku ini bagus banget. Mantab bacanya. Ikutan sedih atas apa yang menimpa Takudar, ikutan senang pas Takudar dan Buzun menemukan ketenangan dan kebahagiaan saat menemukan Islam, dan ikutan deg2an waktu perang akan dan sudah dimulai. Bener deh, mantab nih buku...

6 komentar:

  1. yaahhh....
    diez aja dapet nih mbak. hehehe......

    BalasHapus
  2. mbak Sinta Yudisia orang yang kerenn ,kalau tau perjuangannya bisa sukses kayak sekarang, aku pernah ikut acara yg datengin mbak Sinta

    BalasHapus
  3. wah....asik dong....
    aku masih belum dapet kesempatan buat ketemu langsung. moga2 bisa ketemu langsung sama mbak sinta.
    gaya penuturan bahasanya itu loh...
    menarik banget. sampe ga rela ngelepas bacanya. hehehe......

    BalasHapus